Table of Content

Peringatan Kepada Penegak Hukum di Akhir Zaman

Peringatan Kepada Penegak Hukum di Akhir Zaman

 Ancaman Kepada Polisi di Akhir Zaman


حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَمْزَةَ الدِّمَشْقِيُّ، ثنا حَيْوَةُ بْنُ شُرَيْحٍ الْحِمْصِيُّ، ثنا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ، عَنْ شُرَحْبِيلَ بْنِ مُسْلِمٍ، عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمْ يَقُولُ: «سَيَكُونُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ شَرَطَةٌ، يَغْدُونَ فِي غَضِبِ اللهِ، وَيَرُوحُونَ فِي سَخَطِ اللهِ، فَإِيَّاكَ أَنْ تَكُونَ مِنْ بِطَانَتِهِمْ»

“Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Muhammad bin Yahya bin Hamzah ad-Dimasyqiy, telah menceritakan kepada kami Haiwah bin Syuroih al-Himshiy, telahj menceritakan kepada kami Ismail bin ‘Ayyaasy, dari Syurohbiil bin Muslim, dari Abi Umaamah radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, aku mendengar Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa Salam bersabda : “kelak akan datang pada akhir zaman, polisi yang pagi hari dalam kondisi dimurkai Allah dan sore harinya juga dibenci Allah, maka waspadalah untuk berteman dengan mereka”.[Bukhori, sebagaimana dalam At-Taqriib.].


Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1-  Orang yang menghukum manusia dengan sewenang-wenang dan melampaui batas, digambarkan dengan cambuk yang selalu ada ditangannya, yang dia gunakan untuk menyiksa manusia siang dan malam, 

يكون في هذه الأمة في آخر الزمان رجال معهم سياط كأنها أذناب البقر، يغدون في سخط الله ويروحون في غضبه

“akan ada pada umat ini, nanti pada akhir zaman, orang-orang yang memegang cambuk seperti ekor Sapi, pagi hari dalam keadaan dibenci Allah dan sore harinya dalam keadaan dibenci-Nya”.

[Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya] 

2- Hadits di atas menjelaskan tentang tercela dan terlaknatnya polisi di akhir zaman, apa sebab? Hal ini dijelaskan oleh Qadhi Iyad, beliau berkata, “Mereka dimasukkan ke dalam neraka kemungkinan karena kezaliman, penyiksaan yang mereka lakukan dan kesemena-menaan terhadap manusia dengan memukul menggunakan cemeti dan sejenisnya. Bisa juga mereka dimasukkan ke dalam neraka karena kemaksiatan yang menjerumuskan mereka ke dalam neraka, seperti kekufuran dan selainnya.” (Ikmalul Muallim Syarh Shohih Muslim 6/332)

3- Ini menjadi intropeksi bagi pihak kepolisian apakah mereka melakukan penyiksaan terhadap para tersangka dan memvonis hukuman semena-mena kepada mereka siang dan malam harinya?, jika seperti itu adanya –Wallahul Musta’aan, maka ancaman berat akan menimpanya, yakni dengan murka Allah dan tidak dimasukkan kedalam surga, jangankan masuk baunya saja dia tidak akan menciumnya –Naudzubillahi min Dzaalik-.

4- Pada dasarnya profesi sebagai polisi berpotensi menjadi sarana ketaatan kepada Allah seperti yang dilakukan oleh ‘polisi-polisi’ Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam-. Namun, jika tidak berhati-hati juga berpotensi menyeret seseorang ke dalam neraka  sebagaimana ramalan Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam-terhadap polisi akhir zaman.

5-Jabatan atau kewenangan itu adalah amanah yang dampaknya bisa dipertanggungjawabkan di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, siapa saja yang mendapat tugas menjadi pejabat atau aparat, harus mampu menjadikan jabatannya sebagai sarana mendapat ridha Allah Ta’ala. Sebaliknya, jabatan akan berbahaya jika digunakan untuk merugikan masyarakat, merusak –apalagi—berdampak pada penghilangan nyawa seseorang. Sudah tidak sedikit ancaman hadits dan surat dalam al-Quran yang isinya memberi ancaman pada pejabat, aparat yang tidak amanah.

6- Semoga kita semua diampuni oleh Allah Ta’aalaa dan dimasukkan kedalam Jannah-Nya dan senantiasa berada dalam keridhoan-Nya. Amiin.


Tema hadist yang berkaitan dengan Al-qur'an :

- Dengan demikian maka janganlah menjadikan jabatan sebagai tujuan apalagi tuhan, karena semua yang ada di dunia ini, termasuk jabatan hanyalah semu belaka. Syeikh Ibn Atha’illah Al-Sakandari mengatakan, “Bila engkau tidak ingin tergeser (merugi) maka jangan mencintai jabatan yang tidak abadi bagimu”.

إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِندَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu)” (QS: Al-Taghaabun [64] : 15).