Table of Content

Simak! Ternyata Ini Manfaat Jahe untuk Kesehatan


Bukan hanya mampu menghangat tubuh saja, ternyata, jahe juga mempunyai sejumlah manfaat lainnya. Berasal dari Asia Tenggara, tanaman jahe kemudian menyebar ke banyak negara lainnya.

Jahe sangat identik dengan  aromanya yang khas, membuatnya begitu pas dijadikan bahan masakan. Jahe juga telah dipergunakan sebagai pengobatan alternatif di Cina, India, hingga Timur Tengah. Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal, apalagi dalam aspek kesehatan, kamu bisa memilih jahe dengan spesifikasi masih segar, berstruktur kokoh, halus, serta tidak berjamur. 
Untuk lebih jelas tentang apa saja manfaat jahe dalam aspek kesehatan, berikut ini ulasan lengkapnya: 
 

Manfaat Jahe bagi Kesehatan:

1. Mengatasi Masalah Pencernaan
Masalah pencernaan adalah gangguan paling umum yang sering kita alami. Namun meski demikian, gangguan yang diakibatkan oleh masalah pencernaan tentu tak bisa dianggap sepele. Apalagi, jika sudah sangat mengganggu. 

Ternyata, jahe memiliki sejarah panjang untuk mengatasi masalah pencernaan. Diturunkan dari generasi ke generasi, jahe memang salah satu dari sekian banyaknya alternatif untuk melancarkan sistem pencernaan.

Jahe memiliki kandungan bernama phenolic yang dapat  berfungsi meredakan gejala iritasi gastrointestinal, mencegah munculnya kontraksi pada perut, mampu menstimulasi air liur, sampai khasiatkan yang dapat membantu pergerakan makanan juga minuman saat berada di pencernaan. 

Jahe disebut juga sebagai carminative yang merupakan suatu substansi yang akan membantu dalam proses pengeluaran gas berlebih pada pencernaan. Sehingga, masalah pencernaan seperti halnya kolik dan dispepsia bisa diatasi dengan mengonsumsi jahe.


2. Mengurangi Mual
Mual-mual bisa didasari atas banyak sebab, loh. Beberapa di antaranya adalah karena vertigo, morning sickness, ataupun akibat efek samping pengobatan kanker. 

Untuk mengatasi keluhan yang satu ini, kamu bisa mengonsumsi jahe secara matang atau mengolahnya jadi minuman. Bisa juga mengonsumsi jahe yang telah diolah ke dalam bentuk permen.


3. Mengurangi Rasa Sakit
Rasa sakit yang dimaksudkan di sini adalah lebih menjuru kepada sakit otot, bisa juga karena menstruasi. Nah, berdasarkan penelitian  di University of Georgia, ternyata,   mengonsumsi suplemen mengandung jahe setiap hari dapat mengurangi sakit-sakit otot, bisa ditimbulkan akibat olahraga, perunan sakitnya pun bisa mencapai 25%. Bisa juga mengurangi sakit karena dysmenorrhea—yaitu sakit yang dirasakan saat pada saat menstruasi. 

Pada sebuah penelitian pun, disebutkan sekitar 60% wanita merasa sakit akibat menstruasi yang diderita mereka berkurang karena pengonsumsian jahe.


4. Bantu Proses Detoksifikasi serta Mencegah Penyakit Kulit
Jahe disebut juga sebagai diaphoretic, akibat manfaatnya yang juga mampu memicu keringat keluar. Pengeluaran keringat ternyata sangat berguna saat kita tengah terserang demam atau flu. Tak hanya membantu proses detoksifikasi, berkeringat pun bisa membuat kamu terlindung dari mikroorganisme yang bisa sebabkan infeksi kulit. 


5. Melindungi dari Kanker
Jahe memiliki gingerol yang ternyata bisa membuat tubuh terhindar dari serangan kanker. University of Minnesota telah menguji coba beberapa tikus. Ditemukan bahwa tikus yang dilah disuntik gingerol dan telah menderita tumor sebelumnya, mengalami pertumbuhan tumor yang sangat lambat. Jauh berbeda dengan tikus-tikus lain yang tidak diberi suntikan gingerol.

Pada penelitian lain juga ditemukan bahwa gingerol tak hanya mencegah tumor berkembang, akan tetapi, juga dapat mengurangi tingkat keparahan sel tumor .


6. Anti Peradangan
Jahe sebagai anti peradangan karena sifatnya yang anti-inflamatori. Hal ini memberikan penjelasan kenapa mereka yang menderita penyakit persendian seperti halnya osteoarthritis dan rematik mengatakan bahwa rasa sakit mereka berkurang setelah teratur mengonsumsi jahe.  Tak hanya mengurangi rasa sakit, namun juga mengurangi pembengkakan pada bagian tersebut. Jahe diperkirakan mampu menghambat komponen yang memiliki peran sebagai inflamatori tubuh, contohnya seperti leukosit, sitokin, kemokin, dan kondrosit.