Table of Content

Posts

(Fiksi)Cinta Pacar Pertama part 7


 nya. Rasanya percuma saja jika Ernawati berusaha untuk memancing di saat seperti sekarang ini. Karena umpannya pasti tak akan berhasil. Untuk bisa memancing, haruslah menunggu sampai airnya keruh. Tapi kapan air itu akan keruh? Ernawati tak tahu. Kini yang bisa dilakukannya hanyalah bersabar menunggu sampai air yang akan dipancingnya itu keruh.


Meski Ernawati sudah berusaha untuk menahan diri bila sedang berada di depan Dolly dan Imah, namun rasa cemburu bila melihat Dolly dan Imah sedang berdua dan mesra, membuatnya jadi kian bertambah iri dan kesal. Wajahnya pun jadi sinis. Bahkan akhirnya, kata-katanya pun terasa sedikit nyelekit.


"Mau latihan atau mau pacaran, sih?" sindir Ernawati bila Dolly dan Imah ngobrol. "Kalau mau pacaran, sebaiknya bubarkan saja latihan vocal groupnya."


Atau:


"Sejak kau bergabung, perhatian Dolly jadi lebih tertuju padamu dari pada berkon sentrasi pada latihan."


Imah jelas tersindir. Bahkan dia pernah bermaksud untuk tidak lagi ikut latihan vocal group. Namun karena Dolly terus membujuk nya, Imah pun akhirnya berusaha untuk mena


han diri. "Sepertinya Erna cemburu," katanyamen-duga


"Cemburu kenapa "Tampaknya dia suka padamu, Dolly


"Ah, jangan berlebihan berprasangka. Tak


baik


"Tapi aku merasa sikapnya begitu semen jak kita bersama, Dolly"


"Jika memang benar, apa peduli kita? Aku lebih baik tak ikut vocal group dari pada harus mengikuti keinginannya. Aku mencintaimu, Imah. Dan aku tak akan pernah meninggal kanmu," tutur Dolly


"Tapi Erna lebih cantik dariku. "Biar saja. Aku tak mencintainya, kok Aku cuma mencintaimu.


"Bagaimana kalau dia menggodamu?" "Asalkan kau tetap bersamaku, maka tak akan ada gadis lain yang bisa menggodaku.


"Sungguh?" "Percayalah."


Dan Dolly memang menepati janjinya bahwa cintanya cuma unnik Imah. Walau Erna-wati sering berusaha untuk mencari perhatian-nya. Bahkan terkadang sering menggoda dan sengaja memancing dengan sikap-sikapnya yang agak nakal serta menan tang, namun Dolly dengan senyum tak menanggapinya. Semua itu semakin membuat Ernawati jadi kian bertambah keldi dan kecewa "Huh... Memangnya apa sih kelebihan


Imah sampai-samipai Dolly sepertinya tak tertarik padaku dan tetap setia pada Iman dengus Ernawati kesal dan kecewa serta cemburu, karena usahanya untuk menggoda dan menarik perhatian Dolly tak membuahkan hasil.


"Sudahlah, Erna Percuma saja kau beri kap begitu Kau kan cantik, kau bisa menda patkan cowok yang lebih dari Dolly Dolly kan sudah memilih Imah Dan bagaimana juga. Imah teman kita sendiri Lupakan Dolly, s ran Elma berusaha mengingatkan


"Tidak, Elma Aku yang pertama bertemu dengan Dolly Dan aku yang pertama menyu kainya Semestinya akulah yang mendapatkan cinta Dolly, bukan Imah


"Tapi kenyataannya, Dolly memilih


Imah, kan?"


"Sekarang boleh saja Imah merasa me nang. Tapi aku tak mau menyerah begitu saja. Aku akan terus berusaha untuk merebut Dolly darinya!" tegas Ernawati.


Élma hanya bisa menarik napas panjang sambil menggeleng-gelengkan kepala mende ngar perkataan temannya yang tetap bersikeras hendak berusaha merebut Dolly dari Imah Yang tentunya akan membuat persaingan diantara kedua sahabatnya itu. Dan bisa membuat persahabatan yang selama ini terjalin


antara Ernawati dengan Imah bisa purus. "Itu berbahaya bagi persahabatan kalian sendiri, Erna "Aku tak perduli."


"Kau jauh lebih cantik dibanding Imah,


Erna. Kurasa kau bisa mendapatkan cowok yang lebih dari Dolly"


"Ya, memang


"Lalu, kenapa kau tak membiarkan Dolly dengan Imah? Kau kan bisa cari cowok lain


yang melebihi Dolly."


"Entahlah, Elma. Aku sendiri tak meng erti, sejak aku melihat Dolly, aku tak bisa melupakan-nya. Apalagi harusmenggantikan dirinya dengan cowok lain."


"Hhh.. Kamu memang aneh. Apa sih hebatnya Dolly? Memang dia jago main volly dan pintar dalam seni. Tapi dia belum bekerja Memangnya dia akan bisa menghidupi istrinya nanti cuma dengan main volly dan seni saja? Kalau aku sih, tak mau dengannya.


Emawati terdiam. Tak menanggapi ucap an Elma. Namun begitu, di wajahnya masih menggambar-kan ketidak sukaan dan rasa cemburu bila ingat akan kebersamaan antara Imah dan Dolly Padahal dia yang pertama kali mengenal Dolly. Bahkan dia gadis pertama yang dekat dengan Dolly. Tetapi kenapa justru Imah yang mendapat perhatian dari Dolly? Kenapa jadi Imah yang mendapat-kan cinta dari Dolly? Kenapa bukan dirinya? Kenapa? Berjuta kata kenapa terus memenuhi pikiran Ernawati, yang tak satu pun dapat dia jawab.