Kegiatan operasi tersebut diklaim akan mengedepankan upaya persuasif dan humanis di Bumi Cenderawasih. Operasi itu akan berjalan sesuai dengan pemetaan daerah rawan konflik.
"Kalau yang tadi (Operasi Damai Cartenz) berdasarkan data banyaknya kasus kekerasan, yang 23 berarti tidak. Jadi operasi ini dibedakan ya," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Kamis (20/1).
Ia menyebutkan bahwa Operasi Damai Cartenz akan dilakukan di lima wilayah rawan konflik, yakni Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Yahukimo, Nduga, Kabupaten Intan Jaya dan Kabupaten Puncak Ilaga.
Sementara, Operasi Rasaka Cartenz akan dilakukan di 23 wilayah yang dinilai tak rawan kasus-kasus kekerasan oleh kelompok krimnal bersenjata (KKB).
Sebaran 23 wilayah yang menggelar Operasi Rasaka Cartenz itu yakni Polres Jayapura Kota, Polres Jayawijaya, Polres Jayapura, Polres Mimika, Polres Nabire/Kabupaten Dogiyai, Polres Merauke, Polres Biak Numfor, Polres Kepulauan Yapen, Polres Keerom, Polres Waropen, Polres Paniai.
Polres Boven Digoel, Polres Mappi, Polres Sarmi, Polres Supiori, Polres Tolikara, Polres Asmat, Polres Lanny Jaya, Polres Mamberamo Raya, Polres Mamberamo Tengah, Polres Puncak Jaya, Polres Yalimo, dan Polres Deiyai.
"Intinya adalah dua-duanya (Damai dan Rasaka Cartenz) dalam rangka memelihara ketertiban masyarakat di wilayah Papua bentuknya pembinaan, termasuk pertanian kepada masyarakat," jelas dia.
Ramadhan menekankan bahwa pihak kepolisian mencoba untuk menghilangkan kekerasan yang terjadi di Papua.
"Kalau upaya yang disampaikan tadi itu kekerasan ketemu kekerasan, saya kira merubah pendekatan kepada masyarakat, karena ini masyarakat kita," ujar dia.
"Artinya, kita menjaga situasi kamtibmas dengan pendekatan yang lebih soft," tambahnya.
Sebagai informasi, KKB merupakan sebutan aparat bagi kelompok separatis yang tergabung dalam Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPPB-OPM) dan kerap terlibat kontak senjata dengan aparat.
Dua operasi tersebut telah resmi dimulai terhitung sejak 17 Februari hingga 31 Desember 2022 mendatang.
Namun demikian, kontak senjata antara KKB dengan polisi masih sempat terjadi pada Senin (17/1) pagi di wilayah Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang setelah rencana itu diumumkan ke publik.
Dalam peristiwa itu, seorang anggota Brimob bernama Bharatu Bachtiar terserempet peluru di bagian punggung dan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit