Table of Content

Posts

(Fiksi) Cinta Pacar Pertama 2

 


Sejak melihat permainan volly Dolly, gadis berambut ala Demi Moor itu pun menaruh rasa kagum pada cowok yang baru tinggal di tempatnya tinggal. Setiap hari, gadis itu diam-diam terus mengikuti perkembangan berita mengenai Dolly Rasa kagumnya pada Dolly, telah membuat si gadis manis berambut ala Demi Moor itu senantiasa ingin tahu lebih banyak mengenai cowok yang dikaguminya. Namun untuk menemui Dolly secara langsung lalu mengungkapkan perasaannya, gadis manis itu belum memiliki keberanian. Etika nya sebagai seorang gadis melarangnya untuk lebih dulu mengungkapkan sikap dan perasaan yang ada. Maka meski rasa kagumnya pada Dolly semakin lama semakin bertambah mendalam dan terus menyiksa perasaannya, pamun gadis manis itu terus berusaha untuk bertahan dengan etika ke-gadisannya yang tak pantas untuk mengungkap-kan lebih dulu isi hatinya.

Sementara itu, hampir seluruh warga RT. 012 semakin bertambah kagum saja pada Dolly, karena selain jago main volly, dia juga ternyata pintar dalam seni. Karena itu, untuk mengisi acara malam hiburan dalam rangka memperi-ngati dan memeriahkan HUT Ke merdekaan Republik Indonesia, Dolly diminta untuk turut terlibat. Menjadi salah seorang panitia malam puncak hiburan. Selain itu, Dolly juga dipercaya untuk mengajari anak anak menari tarian kreasi baru dan vocal group.

Malam itu di rumah Bang Muhadi, ketika Dolly tengah mengajari beberapa remaja RT012 latihan tari kreasi baru untuk mengisi malam panggung hiburan dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia di RT. 012 dan juga di RW 08, S gadis berambut ala Demi Moor yang sejak melihat permainan bola volly Dolly menaruh rasa kagum, diam-diam datang main ke rumah bang Muhadi. Dari teras depan rumah bang Muhadi, dengan penuh per-hatian memperhatikan Dolly yang tengah mem-beri contoh pada anak-anak. Dari pandangan matanya, seperti nya gadis manis itu menaruh rasa kagum pada Dolly Dan ketika Dolly tanpa sengaja me mandang ke arahnya, si gadis manis itu tersenyum. Sehingga mau tak mau, Dolly pun balas tersenyum.

"Oke, kalian coba sendiri mengikuti apa yang tadi kuperagakan," kata Dolly pada anak anak bimbingannya.


"Baik, Mas."


Dolly memutar ulang lagu yang akan mengiringi tarian. Kemudian setelah musik berbunyi dan anak-anak asuhannya mulai menari, Dolly pun melangkah keluar rumah di-mana gadis manis yang sedari tadi memper hati-kan dan tersenyum padanya berada.


"Hai...?!" sapa Dolly. "Hai juga," balas gadis itu sambil terse nyum.


"Namaku Dolly. Kau?" "Imah... Nur Halimah. Tapi lebih akrab dipanggil Imah," jawab gadis manis itu balas memperkenalkan namanya. "Kau bisa menari rupanya?"


"Sedikit."


"Kau juga jago main volly, ya?"


"Bagaimana kau tahu?"


"Aku melihat permainanmu kemarin


Sore"


"Oh ya?""Ya. Sebelum ada kau, RT sini tak pernah sekali pun menang main volly. Jangankan jadi juara, sampai ke babak kedua saja tak pernah Tapi semenjak kau gabung, RT sini bisa jadi juara,"puji Imah dengan mata memandang penuh rasa kagum pada Dolly.


"Ah, semua karena kerjasama team. Sehe bat apapun diriku, kalau dalam team tak ada kerja sama, aku tak bisa apa-apa," jawab Dolly. ""Oh ya, sebelumnya aku tak pernah melihatmu, Kau orang baru, ya?"


"Begitulah."


"Tinggal di mana?" "Ya, di RT sini."


"Maksudku, di rumah siapa? Ngon-trak


di mana?"


"Tidak. Aku sementara tinggal di rumah


kakak sepupuku." "Hm, sebentar biar kútebak. Mbak Rosita,


kan?"


"Hm, tahu dari mana?"


"Orang banyak membicarakan dirimu. "Oh ya?"


"Iya.


"Tentunya menjelek-jelekkan aku."


"Tidak. Justru sebaliknya, hampir semua warga di RT sini memujimu."


"Ah, masa?"


"Sungguh. Bagaimana tidak? Selain jago main volly sehingga membawa RT sini juara tingkat RW, kau juga pintar menari dan mainmusik Kudengar kau juga tengah membim bing teman-teman latihan vocal group" "Oh ya, kebetulan sekali


"Kebetulan bagaimana?" tanya Imah tak


mengerti "Vocal group kurang satu orang cewek Maukah kau ikut..." ajak Dolly "Suaraku tak enak Nanti malah me


rusak "Tidak juga. Jika kau mau ikut, besok datang saja di rumah Erna. Disana kami latih an


"Erna ikut juga? "Ya, begitulah."


"Maaf, aku telah mengganggu "Tidak. Ini latihan terakhir kok."


"Ohh. "Kenapa?"


"Tidak. Tidak apa-apa... -Kau mau kan bergabung dalam vocal group?" tanya Dolly kembali menawarkan sekaligus juga meminta kepastian


"Kau yakin aku tak akan merusaknya?"


"Ya. Justru dengan bergabungnya dirimu, aku yakin vocal group akan semakin bertam bah bagus


"Ah, kau bisa aja


"Aku yakin.


"Kenapa kau yakin?"


"Ya, karena aku merasa yakin padamu." "Kita baru kenal. Kau belum tahu siapadiriku dan bagaimana suaraku." "Tapi aku yakin suaramu merdu."


"Kau terlalu memuji.


"Apa kau tak suka dipuji?" "Suka Tapi asal jangan berlebihan."


"Aku tidak berlebihan, kok. Dari nada bicaramu, aku merasa yakin suaramu juga merdu," kata Dolly "Mau kan kau berga bung? "Insya Allah...


"Sebentar ya, aku ngasih tahu anak-anak dulu latihannya udahan. Kau masih ada waktu kan untuk ngobrol?" tanya Dolly


Imah mengangguk.


Dolly pun masuk ke dalam, memberitahu pada anak-anak asuhannya kalau latihan hari itu cukup. Lalu Dolly kembali keluar, menemui Imah yang masih duduk di teras rumah Bang Muhadi.


"Terimakasih kau masih mau menema niku ngobrol," kata Dolly seraya duduk di samping Imah


"Sama-sama


Keduanya sama-sama diam. Seakan hanyut dalam pikiran masing-masing. Sesekali kedua-nya saling pandang, kemudian sama sama ter-senyum.


"Ini malam minggu, apa pacarmu tak datang apel?" tanya Dolly memecah kebisuan yang beberapa saat menyelimuti keduanya. "Aku belum punya pacar.""Masa?"


"Tak percaya ya sudah. Kau sendiri, ini kan malam minggu. Apa tak apel ke rumah pacar-mu...?" Imah balik bertanya.


Dolly tersenyum. "Kok tersenyum?"


"Aku orang baru disini, mana mungkin


aku punya pacar?"


"Di tempat lain?" "Di kampung maksudmu?"


"Ya." "Tak ada."


"Bohong."


"Kalau kat tak percaya, kau boleh tanya sama kakak sepupuku."


"Mbak Ros?"


"Ya, siapa lagi?"


Imah terdiam. Hanya matanya saja yang memandang lekat ke wajah Dolly. Dan ketika cowok itu balas memandang ke arahnya, Imah


pun tersenyum. "Kenapa kau pandangi aku begitu rupa?" tanya Dolly. "Apa ada yang aneh pada diriku?" "Ya."


"Apa?"


"Kau orang baru di sini, tetapi kau telah mampu membuat hampir semua orang kagum padamu," tutur Imah memberitahu.


"Oh ya?"


"Begitulah."


"Apa yang membuat orang kagum padaku Aku merasa tak punya kelebihan apa-apa Bahkan aku merasa sebagai orang yang memiliki banyak kekurangan. Dibandingkan kakak-kakakk, aku paling jelek sendin dis paling bodoh, utur Dully itu menurut penilaia, Lam penilaian


orang


Termasuk dirimu Imali tak menjawah. Yang dilakukannya uma tersenyum sambil menundukkan kepala Berusaha menyembunyikan rona merah yang menggambar di kedua pipinya


"Imah "Ya?"


"Bisakah kita berteman?" pinta Dolly


"Kenapa tidak?


"Kau tak keberatan menjadi temanky?


"Tidal Justru aku senang karena kau


mau menerimaku sebagai temanmu


Sungguh


"Ya


Keduanya terus ngobrol hingga jam me mun-jukkan pukul setengah sepuluh. Kemu dian imah pun pamit pada Dolly untuk pulang "Bilakah besok kita bertemu lagi una


Dully


Ya


"Dimana


"Bukankah kau mengajakku ikut latihan


vocal group


"Oh ya. Maaf aku lupa""Sampai besok," kata Imah. "Ya, sampai Besok Semoga mimpimu


indah


"Kau juga "


"Kiranya aku akan hadir dalam mimpi


mu


Imah cuma tersenyum. "Aku pulang dulu."


"Ya


Imah pun pergi meninggalkan teras rumah Bang Muhadi dimana Dolly berada. Beberapa kali Imah menengok ke arah Dolly dan terse-nyum. Yang dibalas oleh cowok itu dengan ter-senyum pula. Dan Dolly baru pamit pada Bang Muhadi serta keluarganya untuk pulang, setelah Imah masuk ke rumah nya.