Assalamualaikum selamat pagi semua. Hari ini kita akan membahas materi dan 10 soal sejarah bab Bukti-bukti Kehidupan dan Hasil-hasil Budaya Pengaruh Islam Yang Masih Ada Pada Saat Ini berserta jawabannya. Semoga bermanfaat
Soal Bab Bukti-bukti Kehidupan dan Hasil-hasil Budaya Pengaruh Islam Yang Masih Ada Pada Saat Ini
1. Upacara gunungan yang dibuat dari berbagai makanan maupun hasil bumi disebut juga dengan…A. Upacara grebeg ✓
B. Upacara pemberkatan
C. Upacara gudeg
D. Upacara keberkahan hasil bumi
E. Upacara keselamatan
Penjelasan: Upacara tersebut dilakukan untuk menyambut hari-hari besar Islam maupun kebudayaan lain. Upacara yang dimaksud adalah upacara grebeg pada hari-hari besar Islam, antara lain, Grebeg Poso, Grebeg Syawal, dan Gerbeg Maulud
2. Sebelum tahun 1633 Masehi, Kerajaan Mataram menggunakan Kalender Saka yang didasarkan pada peredaran…
A. Matahari ✓
B. Bintang
C. Iklim
D. Bulan
E. Ramalan
Penjelasan: Kalender Saka pernah berlaku di Mataram. Kalender Saka yang didasarkan pada peredaran matahari (tarikh syamsiah) yang merupakan perpaduan perhitungan kalender Jawa dengan kalender Hindu.
3. Sultan Agung merubah Kalender Saka menjadi kalender Hijriah yang dipadukan dengan tradisi-tradisi Jawa sejak tahun…
A. 1535 M
B. 1600 M
C. 1555 M
D. 1433 M
E. 1633 M ✓
Penjelasan: Kalender Saka pernah berlaku di Mataram. Perubahan kalender di Jawa terjadi dan dimulai hari Jumat Legi, tanggal 1 Sura tahun alip 1555, tepat pada tanggal 1 Muharram tahun 1043 Hijriyah dan besamaan dengan tanggal 8 Juli 1633 Masehi.
4. Pada masa pemerintahan Mas Jolang, telah ditulis beberapa kitab suluk, di antaranya …
A. Suluk Wujil ✓
B. Suluk Iman
C. Suluk Waja
D. Suluk Tarekat
E. Suluk Jama’
Penjelasan: Suluk tersebut berisi wejangan Sunan Bonang kepada abdi raja Majapahit. Kitab suluk yang ditulis dalam masa pemerintahan Mas Jolang adalah Suluk Wujil.
5. Kitab yang muncul pada masa Mataram Islam adalah …
A. Serat Wujil
B. Serat Abstraks
C. Serat Sutra
D. Serat Nisusastra
E. Serat Nitisruti ✓
Penjelasan: Kitab tersebut berisi tentang ajaran-ajaran budi pekerti yang baik. Kitab yang dibuat di masa Kerajaan Mataram adalah Serat Nitisruti.
6. Selain usaha memperjuangkan kejayaan kerajaan, Raja Mataram Islam juga memiliki perhatian besar pada bidang kebudayaan, misalnya…
A. Menjalin kerjasama di bidang perdagangan seni ukir
B. Mempelajari kaligrafi atau tulisan Arab
C. Mengembangkan ajaran dan kebiasaan agama dalam berkehidupan
D. Melestarikan musik religi
E. Panembahan Senopati menyempurnakan bentuk wayang dengan tatanan gempuran ✓
Penjelasan: Raja Mataram Islam memiliki perhatian besar pada perkembangan kebudayaan. Raja Mataram memiliki perhatian besar terhadap pelestarian budaya. Panembahan Senopati, misalnya, menyempurnakan bentuk wayang dengan tatanan gempuran.
7. Pada masa penyebaran agama Islam, beberapa tokoh terkenal dengan pesantrennya, misalnya Raden Rahmat atau bisa disebut dengan…
A. Sunan Drajat
B. Sunan Bonang
C. Sunan Ampel ✓
D. Sunan Giri
E. Sunan Gunung Jati
Penjelasan: Tokoh ini mendirikan pesantren di Surabaya. Pada masa penyebaran agama Islam, beberapa tokoh terkenal dengan pesantrennya, misalnya Raden Rahmat atau bisa disebut dengan Sunan Ampel.
8. Berikut ini merupakan pengaruh agama Islam dalam bidang kesenian, kecuali…
A. Seni bangunan
B. Seni musik
C. Seni tari
D. Seni bela diri ✓
E. Seni pahat atau ukir
Penjelasan: Kesenian agama Islam lebih menunjukkan nilai keindahan. Kekuatan fisik atau seni bela diri bukan termasuk dalam penyebaran kebudayaan Islam di Indonesia.
9. Berikut ini adalah hasil karya sastra yang ada pada masa ini, kecuali…
A. Hikayat Muhammad Hanafiyyah
B. Hikayat Iskandar Zulkarnain
C. Hikayat Raja-Raja Sriwijaya ✓
D. Hikayat Banjar
E. Hikayat Amir Hamzah
Penjelasan: Hikayat tersebut terkait dengan agama Hindu-Buddha. Yang bukan termasuk dalam karya sastra agama Islam adalah Hikayat Raja-Raja Sriwijaya.
10. Masuknya agama Islam ke Indonesia ternyata mempengaruhi perubahan pada bidang sosial, yaitu…
A. Islam tidak membedakan kedudukan seseorang ✓
B. Islam bersifat tertutup
C. Islam menjadikan perbedaan sebagai penghalang keberlangsungan hidup
D. Islam lebih mendalami kebenaran agama sendiri
E. Islam memandang baik buruknya iman seseorang
Penjelasan: Islam lebih menghargai perbedaan. Dalam bidang sosial, Islam tidak membedakan kedudukan seseorang, baik kaya atau miskin, jabatannya, dan juga status lainnya.
Materi Bukti-bukti Kehidupan dan Hasil-hasil Budaya Pengaruh Islam Yang Masih Ada Pada Saat Ini
Kebudayaan Islam mengubah sistem dan struktur sosial masyarakat, misalnya hilangnya sistem kasta dalam kehidupan. Pola penyebaran agama Islam di Indonesia berlangsung melalui berbagai jalan, misalnya, saluran perdagangan, perkawinan, tasawuf, seni, dan budaya. Salah satu dampak dari pola penyebaran ini adalah terbentuknya jaringan ekonomi dan intelektual serta mempercepat proses terbentuknya kota-kota bercorak Islam. Berikut ini merupakan hasil dari peninggalan kebudayaan Islam baik dari kebudayan Jawa maupun kebudayaan secara umum.Timbulnya Kebudayaan Kejawen
Kebudayaan kejawen merupakan akulturasi antara kebudayaan asli Jawa dengan kebudayaan Islam. Misalnya upacara Grebeg biasanya ditandai dengan adanya Gunungan yang dibuat dari berbagai makanan maupun hasil bumi. Pada zaman Islam, upacara Grebeg dirubah sedemukian rupa sehingga dilakukan pada hari-hari besar Islam dan menggunakan doa-doa Islam, misalnya Grebeg Poso, Grebeg Syawal, dan Grebeg Maulud.Perhitungan Kalender Jawa
Sebelum tahun 1633 Masehi, Mataram menggunakan Kalender Saka yang didasarkan pada peredaran matahari (tarikh syamsiah) yang merupakan perpaduan perhitungan kalender Jawa dengan kalender Hindu. Sementara itu, masyarakat pesantren bisa menggunakan kalender Hijriah yang didasarkan pada peredaran bulan (tarikh Qomariah). Sultan Agung bermaksud memadukan tradisi masyarakat kejawen yang masih menggunakan Kalender Saka dengan tradisi pesantren yang sudah menggunakan Kalender Hijriah. Oleh karena itulah sejak tahun 1633 M (1555 Saka) Sultan agung merubah Kalender Saka menjadi Kalender Hijriah yang dipadukan dengan tradisi-tradisi Jawa.Pada waktu itu, Kalender Saka sudah berjalan sampai akhir tahun 1554. Angka tahun 1554 itu kemudian diteruskan dalam kalender Hijriah Islam dengan angka tahun 1555, walaupun dasar perhitungan keduanya berbeda. Perubahan kalender di Jawa terjadi dan dimulai hari Jumat Legi, tanggal 1 Sura tahun alip 1555, tepat pada tanggal 1 Muharram tahun 1043 Hijriyah dan besamaan dengan tanggal 8 Juli 1633 Masehi. Ide besar ini didukung oleh para ulama dan abdi dalem, khususnya yang menguasai ilmu falak atau ilmu perbintangan. Sistem kalender baru ini disebut dengan Kalender Sultan Agung atau Anno Javanico. Sekarang kalender ini dikenal sebagai Kalender Jawa. Perubahan sistem kalender ini dimaksudkan agar hari-hari raya Islam seperti Maulid Nabi, Idul Fitri dan Idul Adha yang dirayakan di Keraton Mataram dengan sebutan Grebeg, dapat dilaksanakan pada hari dan tanggal yang sesuai dengan ketentuan dalam Kalender Hijriah.
Berkembangnya Kesusastraan Jawa
Selain usaha terus menerus untuk memperjuangkan kejayaan kerajaan, raja-raja Mataram Islam juga memiliki perhatian besar pada bidang kebudayaan. Misalnya, Panembahan Senopati menyempurnakan bentuk wayang dengan tatanan gempuran. Selanjutnya Mas Jolang juga berjasa dalam kebudayaan dengan berusaha menyusun sejarah negeri Demak. Pada masa pemerintahan Mas Jolang juga ditulis beberapa kitab suluk, di antaranya, Suluk Wujil (1607) yang berisi wejangan Sunan Bonang kepada abdi raja Majapahit yang bernama Wujil. Pangeran Karanggayam juga menggubah Serat Nitisruti (1612 m) pada masa pemerintahan Mas Jolang.Pada zaman kejayaan Sultan Agung, ilmu pengetahuan dan seni berkembang pesat, termasuk di dalamnya kesusastraan Jawa. Sultan Agung sendiri mengarang kitab yang berjudul Sastra Gending, yang merupakan kitab filsafat kehidupan dan kenegaraan dan kitab undang-undang yang disebut Surya Alam. Sedangkan Kitab Serat Nitipraja diubah Sultan Agung pada tahun 1641 berisi tentang ajaran moral, agar tatanan masyarakat dan negara dapat berjalan harmonis. Selain menulis, Sultan Agung juga memerintahkan para pujangga keraton untuk menulis sejarah Babad Tanah Jawi. Kitab-kitab lain yang muncul pada masa Mataram Islam, misalnya Serat Nitisruti, Nitisastra, dan Astabrata. Kitab-kitab tersebut berisi tentang ajaran-ajaran budi pekerti yang baik.
Dari kebudayaan Jawa, ternyata kebudayaan Islam dikombinasikan untuk memudahkan masyarakat dalam memperhitungkan kalender dan kesusatraan Jawa. Di samping itu, ada juga peninggalan-peninggalan kebudayaan Islam yang masih diterapkan secara umum, yaitu pada bidang pendidikan, kesenian, kesusastraan, serta sosial. Hal ini dapat dilihat penjelasannya sebagai berikut.
Pendidikan
Masuknya agama Islam membawa perubahan pada kehidupan pendidikan, yaitu berkembangnya pesantren atau pondok yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai, atau ulama-ulama dengan tujuan awalnya untuk penyebaran agama Islam. Pada proses selanjutnya, setelah mereka menanamkan pendidikannya, diharapkan mampu untuk membuka pesantren lagi dan menjadi tokoh agama di lingkungannya. Pada masa penyebaran agama Islam, beberapa tokoh terkenal dengan pesantrennya, misalnya Sunan Ampel atau Raden Rahmat yang mendirikan pesantren di Ampel Denta, Surabaya dan Sunan Giri yang terkenal sampai di daerah Maluku, Sunan Drajat yang mendirikan pesantren di Banjar Anyar. Pada beberapa kerajaan Islam, ada kiai atau ulama yang dijadikan penasihat atau guru raja serta anak-anaknya.Kesenian
Pengaruh agama Islam dalam bidang kesenian, misalnya tampak pada seni bangunan, seni pahat atau ukir, seni tari, dan seni musik. Di bidang seni bangunan terlihat dari beberapa bangunan masjid, misalnya Masjid Agung Demak, Sendang Duwur, Masjid Agung Banten, Masjid Agung Kasepuhan di Cirebon, Baiturrahman di Aceh, Ternate, dan lain-lain. Pada bidang kehidupan kesenian terlihat dari upacara-upacara keagamaan seperti Maulid Nabi yang menyajikan sekaten (gamelan) di Keraton Cirebon dan Yogyakarta. Di beberapa daerah terkenal tari-tarian seperti dedewan, debus, dan bebeksan, serta pertunjukan wayang.Kesusastraan
Kesusastraan pada awal masa penyebaran Islam sangat didominasi oleh karya-karya yang bercirikan Islam dan yang paling jelas terlihat adalah penggunaan bahasa dan huruf Arab, misalnya melalui primbon, babad, dan hikayat. Salah satunya ialah kitab-kitab tasawuf oleh Hamzah Fansuri yang merupakan sastra terjemahan dari bahasa Arab menjadi bahasa Melayu, meskipun bahasa aslinya tetap digunakan. Tujuannya adalah untuk mempermudah pengajaran agama Islam karena sebagian besar masyarakat tidak mengerti bahasa Arab dan Persia.Penyebaran agama Islam dan kebudayaan Arab tampaknya harus dibedakan. Hal ini karena penyebaran agama Islam memang sangat kuat dan cepat, namun berbeda dengan kebudayaan Arab yang sangat lambat diterima. Hal ini terlihat dari penggunaan bahasa dan tulisan Arab yang hanya terbatas pada pengajaran agama, namun dalam kehidupan sehari-hari bahasa Melayu atau Indonesia tidak mampu tergeserkan. Contoh-contoh karya sastra pada masa itu di antaranya kitab yang dibuat Sunan Bonang Hikayat Hitu dari Maluku ditulis dalam bahasa Melayu, Hikayat Banjar dan Kutai ditulis dalam bahasa Melayu. Selain itu dikenal pula Hikayat Muhammad Hanafiyyah, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Iskandar Zulkarnain, dan Hikayat Raja-Raja Pasai.
Sosial
Masuknya agama Islam ke Indonesia ternyata mempengaruhi atau mengakibatkan perubahan pada bidang sosial, misalnya hilangnya sistem kasta. Hal ini disebabkan antara lain oleh :- Islam bersifat terbuka.
- Islam tidak membedakan kedudukan seseorang, sebab setiap muslim sama kedudukannya di hadapan Allah SWT. Hal yang membedakan adalah nilai taqwanya.