Hingga saat ini, pelaksanaan pendidikan di masa pandemi masih menjadi bahan perdebatan yang hangat di masyarakat.
Di satu sisi, kegiatan belajar mengajar offline perlu dilakukan agar tercipta suasana belajar yang kondusif dan efektif. Namun di sisi lain, pandemi virus covid-19 juga masih belum menunjukkan tanda-tanda mereda, sehingga kegiatan belajar tatap muka dikhawatirkan akan menimbulkan kluster baru penyebaran virus tersebut.
Dibutuhkan sinergitas dari seluruh pihak, baik departemen kesehatan maupun departemen pendidikan, supaya masalah ini dapat teratasi dengan baik. Hal ini juga lah yang dilakukan negara Taiwan, yang berhasil menjalankan sistem pendidikan nasional dengan baik meski berada di masa pandemi.
Setidak-tidaknya, terdapat enam strategi yang dilakukan Taiwan dalam melakukan hal tersebut, diantaranya :
1. Memiliki rencana darurat
Rencana darurat berkembang dari berbagai pengalaman dalam menangani masa-masa krisis. Pada bidang pendidikan, rencana darurat sejatinya berfokus pada bagaimana menjamin keselamatan siswa, guru, dan staff pendidik lainnya, sekaligus menjamin hak-hak mereka terpenuhi.
Dalam hal ini, departemen pendidikan perlu berdiskusi dengan departemen kesehatan untuk merencanakan sistem kegiatan belajar yang aman, misalnya dengan menerapkan kebijakan pendidikan di masa pandemi untuk diterapkan di tiap sekolah.
2. Tersedianya sistem logistik mumpuni
Logistik yang dimaksud disini merupakan berbagai sumber daya yang diperlukan untuk mencegah penyebaran penyakit selama proses belajar. Beberapa dari logistik yang dimaksud, diantaranya seperti masker, sarung tangan, serta sabun atau sanitizer.
Ketersediaan logistik harus dipantau dengan baik, agar tidak terjadi penumpukan maupun kehabisan stok. Tak cukup sampai disitu, diperlukan pula jalur penyaluran logistik yang baik dari pusat ke daerah.
3. Memiliki tim penanganan pandemi di sekolah
Selain logistik, tim penanganan pandemi juga diperlukan sebagai solusi pendidikan di masa pandemi.
Tim penanganan pandemi ini memiliki tiga tugas pokok, yaitu :
Mengedukasi masyarakat sekolah tentang pandemi
Mengawasi jalannya kegiatan belajar mengajar, serta
Perespon pertama kasus pandemi di sekolah
4. Tersedianya tenaga pendidik yang terlatih dalam belajar online
Meski telah memiliki berbagai persiapan, bukan tidak mungkin bahwa kegiatan belajar mengajar tatap muka akan terhenti sewaktu-waktu. Karenanya, diperlukan tenaga pendidik yang mampu merencanakan sekaligus menyelenggarakan pembelajaran online dengan baik.
Tak dapat dipungkiri pula bahwa sistem pendidikan di Indonesia belumlah tersebar secara merata, dan hal ini tentu menjadi salah satu masalah pendidikan di masa pandemi. Pasalnya, sebagian tenaga pendidik mungkin akan dengan mudah mendesain kelas online ketimbang yang lainnya.
Pun demikian, tetap diperlukan pembinaan bagi para guru dalam menyelenggarakan kegiatan belajar online.
5. Adanya cuti yang fleksibel bagi orang tua siswa
Dalam sebuah kegiatan belajar online, seringkali para siswa harus ditemani oleh orang tua mereka agar dapat belajar dengan baik, terlebih bagi kelompok siswa Sekolah Dasar serta kelompok difabel.
Oleh karena itu, perlu adanya sistem cuti yang fleksibel bagi para orang tua siswa yang harus mendampingi anak-anaknya belajar. Aturan untuk mendukung pendidikan di masa pandemi ini bisa diterapkan dengan pertimbangan dari departemen tenaga kerja serta departemen kesehatan.
6. Memonitor kondisi siswa dan guru
Kebiasaan hidup yang berubah akibat pandemi dapat meruntuhkan mental baik para siswa maupun guru. Bagian konseling sekolah tentu perlu bekerja lebih keras dalam menghadapi terjadinya hal ini. Pun demikian, kondisi para guru pun perlu dipantau untuk tetap menaikkan semangat mengajar.
Keenam strategi yang diterapkan Taiwan dalam menjalani pendidikan di masa pandemi tersebut dapat membuat sistem pendidikan tetap berjalan dengan lancar, dan bukan tidak mungkin untuk dapat diterapkan di Indonesia.